Seorangpemimpin yang baik memiliki ciri-ciri berkharisma, pandangan ke dpean, daya persuasi tinggi, dan intensitas tinggi. Pemimpin dalam kehidupan Kristen juga harus memiliki karakter Kristen sejati , seperti jujur, menjaga kesucian, pendirian kokoh, disiplin, berani, rendah hati, kerja keras, rela berkorban, dan berhikmat.
Setidaknyaada sepuluh sifat seorang pemimpin, yaitu: memiliki sifat rabbani, ikhlas, sabar, jujur, senantiasa meningkatkan wawasan, dan ilmu pengetahuan, harus cerdik dan terampil dalam menciptakan model kepemimpinan yang variatif sesuai dengan situasi dan kondisi.
MahatmaGandhi adalah pemimpin gerakan kemerdekaan non-kekerasan asal India yang melawan kolonialisme dari pemerintahan Inggris dan di Afrika Selatan. Mahatma Gandhi juga salah satu sosok yang mengadvokasi hak-hak sipil orang India. Pemimpin inspirator asal India ini belajar hukum dan mengorganisasi boikot terhadap institusi Inggris dalamPengertianKepemimpinan. Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi atau memberi contoh oleh pemimpin kepada para pengikutnya untuk mencapai tujuan organisasi. Cara alami untuk belajar kepemimpinan "melakukan pekerjaan" praktek sebagai magang di sebuah terampil seniman, pengrajin, atau praktisi. Dalam hubungan ini, para ahli diharapkan sebagai
Pemimpinkolaboratif, sebagai alternatif, bertindak lebih seperti fasilitator daripada presenter, terutama dalam sesi di mana tim membuat keputusan. Kepemimpinan kolaboratif mungkin terlihat seperti kumpulan karyawan lintas departemen yang bekerja di papan tulis atau dengan prototipe produk untuk menemukan strategi atau peningkatan pemasaran baru.
Integritasdibangun di atas tiga elemen kunci, yakni nilai kepemimpinan, koherensi, dan komitmen. Nilai-nilai ini adalah pedoman yang dibutuhkan manajer di lapangan. Integritas ini menjadi lebih kuat ketika seorang pemimpin konsisten antara apa yang dikatakan dan apa yang dilakukan (menjalankan ucapannya) dan berkomitmen untuk itu.
Sejauhini, terdapat sejumlah analisis dan riset yang mengidentifikasi pemimpin nasional ideal di Indonesia, baik dari perspektif psikologi (Chrisharyanto, Rahmania, & Kertamuda, 2014), politik P82C.